-Salah satu aliran perguruan dibawah naungan PB FORKI,
yakni Perguruan Karate-Do Indonesia (PERKAINDO) secara resmi telah dikembalikan
ke nama aslinya, Shotokan Karate-Do Indonesia yang disingkat SHOTO-KAI.
Dan perubahan nama itu telah dideklarasikan di Airlangga Room, Hotel Bumi Surabaya (Hotel Hayat) di Surabaya, Minggu (19/4) lalu. Dalam deklarasi itu, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) SHOTO-KAI, Frans Fernando menjelaskan bahwa, perubahan nama dari PERKAINDO ke SHOTO-KAI dilakukan dalam musyawarah nasional (Munas) bersama pengurus PERKAINDO yang dihadiri Kebid Pembinaan PB FORKI, Maju Daryanton Hutapea di Hotel Century-Park Jakarta, bulan Februari 2009 lalu. Saat itu, dengan pertimbangan agar perguruan ini (PERKAINDO) bisa kembali eksis dan mendukung perkembangan pembinaan olahraga karate yang dinaungi PB FORKI, disepakati agar namanya dikembalikan ke nama asli, yakni SHOTO-KAI, yang mana nama dan logonya kembali ke aslinya, yakni logo dalam rupa macan. "Dengan pendeklarasian ini, saat rakernas PB FORKI di Lampung bulan Juni nanti, dimohon kepada PB FORKI agar perubahan nama ini diumumkan secara resmi," pinta Frans Fernando, Ketua Umum PB SHOTO-KAI masa bakti 2009-2014.
Masih kata Frans Fernando, setelah pendeklarasian ini, PB PERKAINDO yang tadinya berpusat di Jakarta, kini berpindah ke Surabaya di Jawa Timur. "Setelah deklarasi ini, PB SHOTO-KAI sudah membulatkan tekad untuk menyumbang atlet-atlet berprestasi ke PB FORKI untuk mengikuti seluruh program kegiatan yang dilakukan PB FORKI, misalnya menyumbangkan atlet untuk agenda nasional maupun internasional.
Pada bulan Agustus nanti, PB SHOTO-KAI akan melaksanakan Kejuaraan Karate Terbuka (Open Kejurda) dan kegiatan Gasuku Nasional di Kupang-NTT. "Alasan menggelar Open Kejurda di NTT karena pertimbangan pasukan terbesar ada di NTT, dimana anggotanya saat ini meliputi 12 pengurus cabang," jelas Frans Fernando.
Sementara itu, Ketua Bidang (Kabid) Pembinaan PB FORKI, Maju Daryanto Hutapea yang hadir dalam deklarasi itu, dalam sambutannya menjelaskan, perubahan nama ini karena PB PERKAINDO yang sebelumnya tak aktif melakukan program kegiatan, oleh pengurusnya mendatangi PB FORKI untuk berkonsultasi agar bagaimana bisa kembali eksis dalam mendukung usaha memajukan karate di Indonesia ke depan. Maka disepakatilah untuk merubah nama dari PB PERKAINDO ke SHOTO-KAI yang dilalui dalam Munas di Jakarta, Februari lalu.
Dengan deklarasi ini, Maju Daryanto meminta kepada pengurus besar yang baru agar memenuhi segala persyaratan yang ada, baik AD/ART, mars dan sebagainya sehingga saat Rakernas di Lampung nanti diumumkan secara resmi ke forum.
Maju Daryanto mengatakan, atas pendeklarasian ini, SHOTO-KAI diminta untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia, agar karate Indonesia bisa tetap eksis, tidak saja di dalam negeri, namun di dunia internasional. "Saya mau katakan bahwa saat ini Karate Indonesia terancam dengan bersinarnya atlet-atlet asal Vietnam dan Malaysia. Kita harus siap, kalau tidak kita akan tertinggal. Karena itu, saya harap agar segala ego pribadi, kelompok atau perguruan serta konflik interest lainnya yang selalu menghambat perkembangan olahraga ini, supaya dihindari. Marilah kita bersatu dan berusaha memberi sumbangsih terbaik untuk PB FORKI," pinta Maju Daryanto.
Pendiri PERKAINDO dan SHOTO-KAI yang juga sesepuh karate Indonesia, Usman Tambang yang mendapat kesempatan berbicara dalam forum itu mengatakan, sebenarnya peguruan SHOTO-KAI ini bukan baru di Indonesia. Kalau melihat sejarah, perguruan ini sudah ada sejak tahun 1969. Hanya saat itu, oleh induk organisasi karate di Indonesia, PB FORKI tak mengijinkan agar perguruan ini ikut dalam kegiatan pertandingan yang dilakukan FORKI.
Maka diubah namanya menjadi PERKAINDO. Dalam perjalanannya, kata Usman, program kegiatan yang dilakukan PERKAINDO makin minim dan tidak aktif. Ini semua karena faktor usia dirinya serta minimnya dukungan dana yang membuat organisasi ini menjadi kurang aktif melaksanakan program kegiatan. Ketika ada Frans Fernando yang siap meneruskan perguruan ini dengan mengembalikan ke nama aslinya, SHOTO-KAI, maka dengan penuh keiklasan dia menyerahkan kelanjutan perguruan ini dengan harapan ke depan terus eksis dengan kegiatan-kegiatannya.
Dalam pendeklarasian itu, PB SHOTO-KAI secara resmi memberikan penghargaan DAN Kehormatan kepada tiga tokoh karate Indonesia, yakni Maju Daryanto (DAN VIII Shotokan), Usman Tambang (DAN VI Shotokan) dan serta Segar Gunawan (DAN VI Shotokan).
Tak hanya itu, saat deklarasi, selain hadir Sekretaris PB FORKI, hadir juga pengurus daerah SHOTO-KAI dari NTT, NTB, Bali, DKI, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Maluku.
Deklarasi itu juga dimeriahkan dengan penampilan atlet-atlet SHOTO-KAI Jawa Timur yang tampil memeragakan juru komite dan kata, baik perorangan maupun beregu. (aln)
Dan perubahan nama itu telah dideklarasikan di Airlangga Room, Hotel Bumi Surabaya (Hotel Hayat) di Surabaya, Minggu (19/4) lalu. Dalam deklarasi itu, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) SHOTO-KAI, Frans Fernando menjelaskan bahwa, perubahan nama dari PERKAINDO ke SHOTO-KAI dilakukan dalam musyawarah nasional (Munas) bersama pengurus PERKAINDO yang dihadiri Kebid Pembinaan PB FORKI, Maju Daryanton Hutapea di Hotel Century-Park Jakarta, bulan Februari 2009 lalu. Saat itu, dengan pertimbangan agar perguruan ini (PERKAINDO) bisa kembali eksis dan mendukung perkembangan pembinaan olahraga karate yang dinaungi PB FORKI, disepakati agar namanya dikembalikan ke nama asli, yakni SHOTO-KAI, yang mana nama dan logonya kembali ke aslinya, yakni logo dalam rupa macan. "Dengan pendeklarasian ini, saat rakernas PB FORKI di Lampung bulan Juni nanti, dimohon kepada PB FORKI agar perubahan nama ini diumumkan secara resmi," pinta Frans Fernando, Ketua Umum PB SHOTO-KAI masa bakti 2009-2014.
Masih kata Frans Fernando, setelah pendeklarasian ini, PB PERKAINDO yang tadinya berpusat di Jakarta, kini berpindah ke Surabaya di Jawa Timur. "Setelah deklarasi ini, PB SHOTO-KAI sudah membulatkan tekad untuk menyumbang atlet-atlet berprestasi ke PB FORKI untuk mengikuti seluruh program kegiatan yang dilakukan PB FORKI, misalnya menyumbangkan atlet untuk agenda nasional maupun internasional.
Pada bulan Agustus nanti, PB SHOTO-KAI akan melaksanakan Kejuaraan Karate Terbuka (Open Kejurda) dan kegiatan Gasuku Nasional di Kupang-NTT. "Alasan menggelar Open Kejurda di NTT karena pertimbangan pasukan terbesar ada di NTT, dimana anggotanya saat ini meliputi 12 pengurus cabang," jelas Frans Fernando.
Sementara itu, Ketua Bidang (Kabid) Pembinaan PB FORKI, Maju Daryanto Hutapea yang hadir dalam deklarasi itu, dalam sambutannya menjelaskan, perubahan nama ini karena PB PERKAINDO yang sebelumnya tak aktif melakukan program kegiatan, oleh pengurusnya mendatangi PB FORKI untuk berkonsultasi agar bagaimana bisa kembali eksis dalam mendukung usaha memajukan karate di Indonesia ke depan. Maka disepakatilah untuk merubah nama dari PB PERKAINDO ke SHOTO-KAI yang dilalui dalam Munas di Jakarta, Februari lalu.
Dengan deklarasi ini, Maju Daryanto meminta kepada pengurus besar yang baru agar memenuhi segala persyaratan yang ada, baik AD/ART, mars dan sebagainya sehingga saat Rakernas di Lampung nanti diumumkan secara resmi ke forum.
Maju Daryanto mengatakan, atas pendeklarasian ini, SHOTO-KAI diminta untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia, agar karate Indonesia bisa tetap eksis, tidak saja di dalam negeri, namun di dunia internasional. "Saya mau katakan bahwa saat ini Karate Indonesia terancam dengan bersinarnya atlet-atlet asal Vietnam dan Malaysia. Kita harus siap, kalau tidak kita akan tertinggal. Karena itu, saya harap agar segala ego pribadi, kelompok atau perguruan serta konflik interest lainnya yang selalu menghambat perkembangan olahraga ini, supaya dihindari. Marilah kita bersatu dan berusaha memberi sumbangsih terbaik untuk PB FORKI," pinta Maju Daryanto.
Pendiri PERKAINDO dan SHOTO-KAI yang juga sesepuh karate Indonesia, Usman Tambang yang mendapat kesempatan berbicara dalam forum itu mengatakan, sebenarnya peguruan SHOTO-KAI ini bukan baru di Indonesia. Kalau melihat sejarah, perguruan ini sudah ada sejak tahun 1969. Hanya saat itu, oleh induk organisasi karate di Indonesia, PB FORKI tak mengijinkan agar perguruan ini ikut dalam kegiatan pertandingan yang dilakukan FORKI.
Maka diubah namanya menjadi PERKAINDO. Dalam perjalanannya, kata Usman, program kegiatan yang dilakukan PERKAINDO makin minim dan tidak aktif. Ini semua karena faktor usia dirinya serta minimnya dukungan dana yang membuat organisasi ini menjadi kurang aktif melaksanakan program kegiatan. Ketika ada Frans Fernando yang siap meneruskan perguruan ini dengan mengembalikan ke nama aslinya, SHOTO-KAI, maka dengan penuh keiklasan dia menyerahkan kelanjutan perguruan ini dengan harapan ke depan terus eksis dengan kegiatan-kegiatannya.
Dalam pendeklarasian itu, PB SHOTO-KAI secara resmi memberikan penghargaan DAN Kehormatan kepada tiga tokoh karate Indonesia, yakni Maju Daryanto (DAN VIII Shotokan), Usman Tambang (DAN VI Shotokan) dan serta Segar Gunawan (DAN VI Shotokan).
Tak hanya itu, saat deklarasi, selain hadir Sekretaris PB FORKI, hadir juga pengurus daerah SHOTO-KAI dari NTT, NTB, Bali, DKI, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Maluku.
Deklarasi itu juga dimeriahkan dengan penampilan atlet-atlet SHOTO-KAI Jawa Timur yang tampil memeragakan juru komite dan kata, baik perorangan maupun beregu. (aln)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar